19 September 2009

Melek Teknologi Sejak Dini


Perubahan zaman semakin cepat, melirik sedikit ke belakang pada saat saya sekolah pengiriman pesan masih menggunakan surat yang untuk jarak 40 km saja bisa memakan waktu 3 hari. Artinya kalau kita menyampaikan pesan melalui surat itu baru akan keterima oleh penerima pesan 3 hari kemudian dan balasannya akan kita terima seminggu kemudian. Sedangkan sekarang, waktu pengiriman dan pesan balasan diterima kembali hanya perlu waktu hitungan menit padahal jarak berkali-kali lipat. Artinya dampak dari teknologi ini membuat segala sesuatu bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang jauh lebih singkat dan biaya lebih murah.

Perkembangan ini memaksa kita untuk bisa mengikuti walau terkesan dipaksa daripada tidak sama sekali yang pada akhirnya akan tergusur atau tertinggal jauh pada kebiasaan masa lalu sementara yang lain melaju sedemikian kencangnya menuju pada satu titik tujuan yang sama.

Anak kita adalah pewaris masa depan yang lahir di era teknologi. Pada zamannya mereka dewasa nanti kemajuan teknologi sudah dapat dipastikan jauh lebih pesat dibanding saat ini. Oleh sebab itu sejak dini mereka harus dikenalkan teknologi masa kini sehingga mereka bisa menjadi bagian dari kemajuan teknologi masa depan atau bahkan menjadi pioneer salah satu bidang teknologi yang akan lahir berikutnya.


Usia Balita merupakan usia yang paling pas untuk menanamkan dasar-dasar pendidikan dalam berbagai bidang untuk kemudian dibina kelangsungan perkembangannya pada babakan usia berikutnya. Pengenalan teknologi untuk balita bisa kita sesuaikan dengan memperhatikan kajian psikologis tentang perkembangan jiwa anak disesuaikan dengan pendidikan yang bisa diterapkan untuk usia tersebut.

Berbagai penelitian telah dilakukan, dan sebagai orang tua tinggal memilihkan bagi anak-anaknya teknologi yang cocok dikenalkan bagi anak-anaknya yang sedang dalam masa perkembangan.

15 September 2009

KEBEBASAN BELAJAR

Belajar merupakan kegiatan tiada henti sejak manusia diciptakan, dilahirkan, dibesarkan sampai menjelang ajal menjemput untuk kembali mempertanggungkjawabkan keseluruhan proses yang dilalui selama di dunia ini.

Fitrah Iman yang diikrarkan seluruh manusia saat berada di alam ruh sebagaimana yang dimuat dalam Al-Qur'an QS. Al-A'raaf :172 adalah pendidikan pertama yang diterima manusia jauh sebelum terlahir ke alam dunia ini. Proses yang dilalui setelah pendidikan pertama itu adalah suatu rangkaian pembelajaran yang harus dilalui untuk mempertahankan Fitrah iman sampai kembali ke alam saat manusia harus mempertanggungjawabkan semuanya.

Belajar merupakan proses mencapai tujuan. Pola atau pendekatan yang dilalui dalam belajar bersifat kondisional tergantung situasi dan kondisi, tuntutan, lingkungan, dll. Oleh sebab itu variabilitas proses belajar yang ditempuh seseorang dalam mencapai suatu tujuan tidak akan selalu sama dengan yang dilalui orang lain tergantung pula oleh tingkat kecepatan, minat, bakat, motiv, dll.

Belajar harus memperhatikan potensi diri serta sifat dasar masing-masing. Seorang yang mempunyai sifat tertutup, tidak mungkin dipaksa untuk belajar bersama. Belajar bersama bagi dia hanyalah sarana membangkitkan motivasi saja, sedangkan belajar yang sesungguhnya bagi dia adalah pola belajar yang bisa dia jalani tanpa kekangan yang justru hanya akan membebani jiwanya.

Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan melahirkan sarana-sarana baru dalam kehidupan ini, membuat pilihan pola dan sumber belajar juga semakin kompleks, sehingga setiap orang bisa dengan leluasa menentukan cara mempelajari sesuatu tanpa harus terikat pada satu konsep baku yang kaku. Pemilihan pola dan sumber belajar yang fleksibel merupakan suatu alternatif yang akan menjadi pertimbangan orang di era yang semakin kompleks ini.

Era digital adalah suatu zaman baru, di mana hampir tidak ada batas antar ruang di dunia ini. Pemilihan pola dan sumber belajar di era digital semakin variatif. Setiap orang bisa memilih sumber berdasarkan pertimbangan ketersediaan waktu, sarana, biaya, efektifitas dan efisiensi, dll. termasuk hobi atau kecenderungan.

Maka tidaklah mengherankan apabila sarana-sarana belajarpun semakin bervariasai, kretif dan menantang tinggal kita memilih pola dan sarana apa yang akan kita pilih.

11 September 2009

Membangkitkan Minat Belajar


Keberhasilan Proses Belajar Mengajar ditentukan seberapa besar kontribusi proses belajar terhadap hasil. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang ditunjang oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi terhadap keberhasilan belajar.

Salah satu faktor yang menentukan itu adalah motivasi. Dalam hal ini bagaimana seorang pendidik mampu membangkitkan motive peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Penyediaan motivasi menjadi salah satu hal yang menuntut kreatifitas seorang guru, karena guru harus mampu membaca kondisi siswa dan mencoba mengarahkan kecenderungan yang memungkinkan bisa membangkitkan motiv siswa untuk belajar.

Game Edukatif, adalah suatu desain proses belajar yang kreatif dengan mengarahkan siswa pada suatu tujuan dengan menempuh proses belajar yang sangat menyenangkan. Proses belajar seperti ini menempatkan peserta didik pada suatu kondisi yang santai, tanpa tekanan harus A, B, tetapi tetap terarah pada hasil belajar yang diharapkan yaitu materi yang disajikan pada Game Edukatif itu.

Pendidik (Guru / orang tua) bisa mengarahkan peserta didik / anak pada tujuan tertentu dengan menyediakan Game Edukatif yang mendukung tujuan tersebut. Misal, anak diharapkan untuk mampu mengenal pengetahuan umum seputar wawasan Nusantara kita, maka orang tua atau guru bisa memilihkan game tentang wawasan Nusantara sebagai contoh Game Edukatif TEKA Nusantara (Tebak Kata) Nusantara.

Dengan menggunakan Game Educative, maka belajar bisa berjalan berulang-ulang tanpa perlu terus menerus didorong oleh guru, karena proses ini sangat menyenangkan sehingga anak tanpa disadari terus-menerus mengulangi permainan edukatif ini dan hasil belajarpun bisa kita nilai dari dialog seputar game yang dimainkan siswa/ anak. Dengan dialog ini pula guru mampu menilai seberapa jauh anak/ siswa menguasai materi yang disajikan pada game tersebut, di sisi lain siswa merasa mendapat perhatian / empati dari pendidik terhadap apa-apa yang dia sukai dan inilah modal berharga bagi pendidik / orang tua untuk masuk pada tujuan berikutnya dengan kondisi siswa / anak yang sudah welcome.

08 September 2009

Menjadi Guru Handal di Era Digital



Guru dari zaman ke zaman mempunyai peran yang sangat penting. Semua bidang kehidupan lahir karena ada guru. Guru mempunyai peran yang sangat vital dalam proses pembelajaran.

Dalam bahasa Sunda dikenal pepatah "GURU = diGugu jeung ditiRu" artinya perintah, instruksi, dorongan, dll. dari seorang guru oleh siswanya akan ditaati, dan segala perbuatannya akan ditiru oleh siswanya. Hal ini menuntut seorang guru harus benar-benar menjadi suri tauladan bagi para siswanya, sehingga perintah, arahan, instruksi yang disampaikan kepada para siswanya benar-benar bermanfaat bagi para siswa dan perbuatan guru yang akan ditiru oleh siswa juga menggambarkan seorang yang berkepribadian luhur.

Keber
hasilan proses belajar mengajar akan ditunjang oleh berbagai hal, dan lagi-lagi guru menjadi salah satu kunci keberhasilan itu. Guru harus bisa menyajikan pelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, lingkungan, kematangan, zaman, selain acuan yang tertera pada kurikulum.

Pada zaman penjajahan dikenal alat tulis "Sabak" yaitu alat tulis yang masih sangat tradisional tetapi mampu mengantarkan putra-putra Bangsa Indonesia bisa baca tulis. Era digital sudah tidak terbendung lagi dan berimbas pada teknologi pendidikan. Apakah guru akan tetap bertahan pada gaya lama? Hanya menggunakan alat tulis manual? Sedangkan perangkat-perangkat canggih terus dikucurkan oleh pemerintah kepada sekolah-sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.


Melihat kenyataan itu Guru harus mampu
"Ing ngarso sung tulodo-ing madyo mangun karso-tut wuri handayani" secara singkat harus mampu memberi contoh, membangkitkan motiv belajar, membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Di era digital salah satu penjabarannya adalah Guru harus lebih melek digital sehingga mampu memberi contoh membangkitkan motiv belajar dan membimbing siswa, bukan sebaliknya guru terlindas teknologi alias "Gaptek" sehingga perangkat digital yang berharga ratusan juta rupiah tidak ada artinya.

Belajar tidak mengenal batas ruang dan waktu, guru sendiri masih harus terus belajar sambil mengajar. Bentuk belajarpun sangat variatif dan kondisional. Di era digital belajarpun bisa dengan cara digital, salah satunya CD Tutorial Interactive yang diterbitkan oleh PT. Bamboomedia Cipta Persada yang berupaya mengantarkan guru untuk melek teknologi serta bisa menjadi guru terbaik pada zamannya.


Beberapa produk yang berkaitan dengan kompetensi seorang guru, diantaranya :

1. Guru Kreatif Era Digital ; membuat applikasi belajar / ujian yang interactive (selengkapnya)
2. Power Point untuk Guru dan Dosen; membuat desain materi pelajaran dengan slide yang menarik dan membangkitkan minat siswa (selengkapnya)
3. Smart Teacher 2.0 ;
sistem database soal, jadwal, dll.(selengkapnya)
4. Guru belajar Blog;
guru mahir membuat blog (selengkapnya)

Untuk menunjang pendidikan, Bamboomedia memberikan discount untuk setiap pembelian produknya dengan menggunakan
VOUCHER : 758152. masukkan nomor voucher ini ada form order setiap belanja produk Bamboomedia